Bagas dan Sherly adalah sepasang kekasih yang serasi walaupun keduanya
berasal dari keluarga yang jauh berbeda latar belakangnya. Keluarga
Sherly berasal dari keluarga kaya raya dan serba berkecukupan, sedangkan
keluarga Bagas hanyalah keluarga seorang petani miskin yang
menggantungkan kehidupannya pada tanah sewaan.
Dalam kehidupan mereka berdua, Bagas sangat mencintai Sherly. Bagas
telah melipat 1000 buah burung kertas untuk Sherly dan Sherly kemudian
menggantungkan burung-burung kertas tersebut pada kamarnya. Dalam tiap
burung kertas tersebut Bagas telah menuliskan harapannya kepada Sherly.
Banyak sekali harapan yang telah Bagas ungkapkan kepada Sherly. “Semoga
kita selalu saling mengasihi satu sama lain”,”Semoga Tuhan melindungi
Sherly dari bahaya”,”Semoga kita mendapatkan kehidupan yang
bahagia”,dsb. Semua harapan itu telah disimbolkan dalam burung kertas
yang diberikan kepada Sherly.
Suatu hari Bagas melipat burung kertasnya yang ke 1001. Burung itu
dilipat dengan kertas transparan sehingga kelihatan sangat berbeda
dengan burung-burung kertas yang lain. Ketika memberikan burung kertas
ini, Bagas berkata kepada Sherly:
“Sherly, ini burung kertasku yang ke 1001. Dalam burung kertas ini aku
mengharapkan adanya kejujuran dan keterbukaan antara aku dan kamu. Aku
akan segera melamarmu dan kita akan segera menikah. Semoga kita dapat
mencintai sampai kita menjadi kakek nenek dan sampai Tuhan memanggil
kita berdua ! “
Saat mendengar Bagas berkata demikian, menangislah Sherly. Ia berkata kepada Bagas :
“Bagas, senang sekali aku mendengar semua itu, tetapi aku sekarang telah
memutuskan untuk tidak menikah denganmu karena aku butuh uang dan
kekayaan seperti kata orang tuaku!”
Saat mendengar itu Bagas pun bak disambar geledek. Ia kemudian mulai
marah kepada Sherly. Ia mengatai Sherly matre, orang tak berperasaan,
kejam, dan sebagainya. Dan Akhirnya Bagas meninggalkan Sherly menangis
seorang diri.
Bagas mulai terbakar semangatnya. Ia pun bertekad dalam dirinya bahwa ia
harus sukses dan hidup berhasil. Sikap Sherly dijadikannya cambuk untuk
maju dan maju. Dalam Sebulan usaha Bagas menunjukkan hasilnya. Ia
diangkat menjadi kepala cabang di mana ia bekerja dan dalam setahun ia
telah diangkat menjadi manajer sebuah perusahaan yang bonafide dan tak
lama kemudian ia mempunyai 50% saham dari perusahaan itu. Sekarang tak
seorangpun tak kenal Bagas, ia adalah bintang kesuksesan.
Suatu hari Bagas pun berkeliling kota dengan mobil barunya. Tiba-tiba
dilihatnya sepasang suami-istri tua tengah berjalan di dalam derasnya
hujan. Suami istri itu kelihatan lusuh dan tidak terawat. Bagas pun
penasaran dan mendekati suami istri itu dengan mobilnya dan ia mendapati
bahwa suami istri itu adalah orang tua Sherly.
Bagas mulai berpikir untuk memberi pelajaran kepada kedua orang itu,
tetapi hati nuraninya melarangnya sangat kuat. Bagas membatalkan niatnya
dan ia membuntuti kemana perginya orang tua Sherly.
Bagas sangat terkejut ketika didapati orang tua Sherly memasuki sebuah
makam yang dipenuhi dengan burung kertas. Ia pun semakin terkejut ketika
ia mendapati foto Sherly dalam makam itu. Bagas pun bergegas turun dari
mobilnya dan berlari ke arah makam Sherly untuk menemui orang tua
Sherly.
Orang tua Sherly pun berkata kepada Bagas:
”Bagasss, sekarang kami jatuh miskin. Harta kami habis untuk biaya
pengobatan Sherly yang terkena kanker rahim ganas. Sherly menitipkan
sebuah surat kepada kami untuk diberikan kepadamu jika kami bertemu
denganmu.”
Aku Menyesal..
04.10 |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar